Materi Matrikulasi dan Nice Home Work #1 ~ Batch#1

by - 3:37:00 AM


Setelah materi pertama diberikan oleh sang Guru ibunda Septi Peni Wulandani, kami para peserta matrikulasi diminta untuk menyelesaikan home work pertama dari materi [Overview Ibu Profesional]

Berikut materi yang disampaikan oleh Ibu Septi Peni Wulandani pada Senin, 9 Mei 2016 pukul 20.00 – 21.00 WIB dalam sebuah kelas WhatsApp khusus berbayar.

Salam Ibu Profesional,
Selamat  datang di program Matrikulasi Ibu profesional.

Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

Apa itu Ibu Profesional?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna: 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami; 3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): — jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: — negeri; — kota.

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna: 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b. Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh–sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

Apa itu Komunitas Ibu Profesional?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi “change agent” (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

Bagaimana tahapan-tahapan menjadi Ibu Profesional?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
    Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
    Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
    Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
    Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

Apa indikator keberhasilan Ibu Profesional?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami.

Maka yang perlu ditanyakan adalah :
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?



Pertanyaan-pertanyaan:

#1 Apakah mandiri secara finansial itu suatu keharusan?
Jawaban:
Makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. Hanya secara fitrah ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita, maka uang itu akan mengikuti kita, bukan kita yang mengejar uang.
Maka kemandirian finansial menjadi salah satu pendukung (bukan satu-satunya) proses terwujudnya rasa percaya diri seorang ibu. Ibu yang PD akan mendidik anaknya jauh lebih baik.

#2 Step pertama apa yang mesti dilakukan untuk melangkah menjadi ibu profesional?
Jawaban:
Lakukan perubahan sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Materi sekeren apapun kalau tidak dipraktekkan, akan sia-sia, karena tidak akan membumi dan menjadi amalan kita.

#3 Bagaimana kita menemukan misi hidup spesifik? Menurut yang saya pelajari, misi hidup tersebut lebih ke aspek batin atau spiritual dibandingkan aspek sosial ekonomi. Meskipun tidak menampik adanya pengaruh ke arah dua aspek tersebut jika kita telah menemukannya. Mohon pandangan ibu.
Jawaban:
Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual, sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah s.w.t menciptakan dirinya di muka bumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.

#4 Apakah memang harus berurutan?
Jawaban:
Apabila belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapatkan pijakan yang kuat.

#5 Bagaimana jika ingin menjadi seorang ibu profesional tapi kurang dukungan dari suami?
Jawaban:
Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI. 
Dengan catatan : selama suami tidak mengganggu perjalanan anda sebagai Ibu Profesional, lanjutkan. Tapi kalau mengganggu segera selesaikan dulu rintangan ini.
Setelah anda berjalan, segera mendekatlah ke Yang Maha Membolakbalikan hati. Agar suami kita mau mendukung perjalanan kita mendidik anak. Karena berdasar pengalaman, istri yang tidak didukung suami, akan tetap menjalankan aktivitas mendidik anak dengan BAIK, berbeda apabila kondisi sebaliknya.
Sedangkan  keluarga yang suami istri mau berjalan bersama beriringan, bisa mendidik anak dengan SANGAT BAIK. Sehingga pilihannya hanya dua BAIK dan SANGAT BAIK.

#6 Bila berbicara tentang komunitas terkadang secara tidak langsung terbagi menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Yang ibu bekerja kebanyakan jadi terfikir untuk resign demi perkembangan anak anak nya. Bagaimana di iip memandang ini bu?
Jawaban:
Di Ibu Profesional hanya ada satu ibu yaitu IBU BEKERJA. Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK, dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakan yang ada.
Ibu yang memilih bekerja di ranah domestik harus menguatkan bunda sayang dan bunda cekatannya sebagai pijakan masuk ke ranah publik dengan dasar ilmu bunda produktif dan bunda shalehah.
Ibu yang memilih bekerja di ranah publik, harus menguatkan bunda produktif dan bunda shaleha dengan benar, agar bisa dengan cepat  mengejar ketertinggalan di bunda sayang dan bunda cekatan.

#7 Ketika ada ibu profesional, bagaimana dengan ayah profesional?  Bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga?
Jawaban:
Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami “tidak sesuai harapan” jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
“For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST”
Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, “proses memantaskan diri’. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.
Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri.

#8 Saya sudah menemukan minat dan bakat dan sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat ini tetapi saya tidak tau bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita saya….bagaimana saran ibu?
Jawaban:
Hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam?, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun? setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.

#9 Untuk Bunda Sayang, bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya? Karena yang saya lihat satu anak (7th) seperti menurut agar tidak kena marah, dan yang satu (5th) seperti tidak mau mendengar apa yang saya sampaikan untuk kebaikannya.
Jawaban:
Lihatlah respon mereka, dan IQRA’, pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya “komunikasi kita ke anak” belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.

#10 Apakah ini merupakan sebab akibat bu? Kalau suami tidak mau / tidak bisa / tidak mampu banyak terlibat, apakah cara ibu ini belum benar / banyak kekurangan dalam mendidik anak-anaknya?
Jawaban:
Tergantung tipe apa suami kita. Kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan.
Tapi kalau suami tipe  “family man”, melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik kita.

#11 Dan siapakah sebenarnya yang harus mulai terlebih dahulu, apakah memang mesti dar1 seorang ibu dulu?
Jawaban:
Karena anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keber
kahan yang luar biasa.

You May Also Like

0 komentar