Oral and Written Language (Area Bahasa di Montessori) [Resume Diswhap]

by - 11:27:00 PM



Narasumber : Rini Ummu Kafa
Hari : Sabtu, 24 Februari 2018
Jam : 13.00-14.00
Tempat : WAG MEMBER IP Karawang
Moderator : Feni Indriani

Assalamu'alaykum warahmatullaah teman-teman.
Hari ini saya mewakili Rumbel Literasi untuk sharing seputar Metode Montessori dalam area Bahasa.
Terutama untuk anak dibawah 3 tahun.
Sebelumnya, kita samakan persepsi tentang apa saja yang perlu diketahui tentang Montessori :
• Montessori adalah metode utuh, punya pakemnya sendiri.
Tidak semua mainan 'edukatif' bisa diklaim sebagai mainan Montessori
• Direktris
Sebutan untuk guru di kelas Montessori
Sifatnya adalah fasilitator, tidak seperti guru pada sekolah umumnya
• Alas Belajar
Selalu dipakai saat belajar/bermain dan disimpan dalam posisi digulung
• Aparatus
Alat belajar yang digunakan di jelas Montessori
Setiap aparatus punya kriteria khusus, dari ukuran sampai warna
• Work Cycle
Anak mengambil alas, menggelar alas, mengambil satu aparatus, bermain, menata aparatus, menyimpan aparatus, menggulung alas, lalu disimpan
• Presentasi
Sebelum memulai kegiatan, Direktris memberikan presentasi terlebih dahulu, kemudian anak mempraktikkan dengan mandiri sesuai apa yang dipresentasikan
• Aparatus yang memakai gambar, menggunakan gambar asli, bukan animasi / ilustrasi.
• Font yang digunakan adalah font sederhana
Seperti Comic Sans
• Dalam metode Montessori ada 5 area :
Exercise practical life, Sensory, Language, Math, Art and culture
Nah, yang akan kita diskusikan kali ini adalah area Language atau Bahasa
Area Bahasa sendiri dibagi dalam beberapa tahapan yang banyak dan lengkap. Jadi hari ini kita hanya membahas Oral and Written Language saja.
Cara utama yang digunakan untuk semua tahap di area Bahasa adalah 3 Period Lesson
1. Naming Period
Kita memperkenalkan - anak mengulang
Ini adalah...
2. Recognition & Association Period
Mencocokkan nama dengan obyek
Kita bertanya / memberi intruksi - anak akan mencari nama dengan obyek yang cocok.
Yang mana meja ?
Setelah anak memahami/mengenal, bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.
3. Recall
Mengkonfirmasi apa yang sudah dipelajari.
Ini apa ? atau Ini adalah...

Oral Language
Dibagi menjadi 2 grup : The enrichment of vocabulary dan Language training
1. The enrichment of vocabulary
Memperkaya kosa kata anak. Terutama tentang benda-benda di sekitar nya.
Menggunakan 3 Part Card atau kartu Nomenklatur
Yaitu flash card dalam Montessori yang terdiri dari tiga kartu untuk satu nama benda.
1. Key Card
Kartu utama dengan gambar dan nama benda
Untuk memperkenalkan nama dan rupa.
2. Picture Card
Hanya gambar saja
3. Label Card
Hanya nama saja
Setelah anak mengenal nama dan rupa, dilanjutkan dengan mencocokkan gambar dengan nama (label card).
Jangan dulu mengeja dan menyebutkan huruf
2. Language Training
Menggunakan berbagai macam literasi.
Mendengarkan cerita, membaca cerita, puisi, sajak, lagu.
Untuk anak lebih besar bisa menggunakan drama, aktivitas dalam grup, dll.

Written Language
Belum belajar baca kok sudah menulis ?
Yap.
Dalam Montessori, anak terlebih dahulu dikenalkan menulis.
Writing is building foundation for reading
Anak yang bisa menulis, tanpa diajari membaca secara khusus pun akan bisa membaca dengan sendirinya.
Dalam tahap belajar menulis ini pun anak tidak serta merta disuruh memegang pensil lalu menebalkan atau mewarnai atau menulis sampai satu halaman. Tidak.
Semua dibangun pondasi nya dulu secara natural.
Kesabaran is urgently needed
Dan tahap Exercise practical life serta Sensory  nya harus dikuatkan untuk melatih kekuatan tangan dan jemari anak.
Tahapan menulis :
- Key sound (Metode Phonic)
- Sound Games
- Sandpaper Letter
- Moveable Alphabet
- Metal Inset
1. Phonic
Yaitu anak dikenalkan dengan suara dari sebuah simbol.
Huruf adalah simbol.
Kata adalah rangkaian simbo-simbol yang berbeda suara lalu disatukan dan menjadi ucapan yang bermakna.
a - ahh
b - behh dan seterusnya.
bisa googling dengan keyword 'phonic montessori bahasa indonesia'
2. Sound Games
Menggunakan material di sekitar kita atau kartu nomenklatur sebelumnya.
a - ahh ahh ahhh apel
b - behh behh behh bola
dan seterusnya.
3. Sandpaper Letter
Kartu huruf raba yang bertekstur pada bagian hurufnya.
Warna dasar untuk kartu :
• Biru untuk huruf vokal
• Pink untuk huruf konsonan
Direktris mempresentasikan bagaimana cara menggunakan kartu SPL (sand paper letter)
lalu kemudian anak mempraktekkan.
Yaitu :
Dengan meraba menggunakan dua jari (telunjuk-tengah) mengikuti alur penulisan huruf.
Lalu menyebutkan bunyi nya.
Bunyi huruf ya, bukan nama huruf
Misal : b adalah behhh, bukan be
Pada lain kesempatan, anak bisa diajak untuk menulis dengan tangan pada nampan berisi pasir atau beras dengan mengikuti cara perabaan.

4. Movable Alphabet
Terdiri dari huruf-huruf lengkap yang ditata dalam wadah dengan sekat antar masing-masing huruf.
Tidak dicampur jadi satu dalam satu wadah
Untuk menyusun huruf per huruf membentuk kata.
Bisa menggunakan kartu Nomenklatur sebagai model atau contoh nya.
Ingat, jangan dulu menyebutkan nama huruf, hanya bunyinya
Dan jangan meminta anak untuk mengeja kata yang sudah dia susun
5. Metal Insets
Aparatus berupa 10 bentuk geometri yang terdiri dari Frame dan Insets yang matching.
Frame berbentuk segi empat (bagian luar) berwarna Pink
Insets beragam bentuk berwarna Biru
Cara menggunakan :
• Ambil satu insets
• Letakkan kertas kosong seukuran frame di bawah inset
• Tangan kiri memegang inset
• Tangan kanan memegang pensil warna
• Garis mengikuti bentuk inset
• Kemudian lakukan pada lembar yang sama dan cara yang sama,
dengan frame dari inset tadi dan warna pensil yang berbeda.
Lakukan hal sebaliknya jika anak kidal
• Jadi, akan ada dua garis berbeda warna dalam satu lembar

Dengan metal inset ini, kita bisa memperhatikan bagaimana kekuatan jemari anak.
Bagaimana dia menekan pensil.
Bagaimana dia memegangnya dan bagaimana hasilnya.
Jika tekanan pensil belum jelas (tipis),
maka kita perlu mengevaluasi kegiatan tangan dan gross motor skill anak.
Jika langkah ini belum lulus, jangan sampai diberi latihan menulis.

Semoga membantu.
Mari berdiskusi dan sharing.

Sumber :
Ms. Sukatmini
infomontessori.com
blessedlearner.com

QUESTION AND ANSWER

Pertanyaan
Nama : Yuning
Apakah metode mentossori bisa memperbaiki tulisan anak2 yang kurang rapih hurufnya dan tidak seimbang ukurannya? Klw bisa dg apa media dn modelnya? Klw tdk bs berikan saran dg cara apakah agar tulisan anak rapih minimal seimbang hurufnya.
Jawaban :
Skill menulis tidak hanya dibangun di meja sekolah.
Yang paling dibutuhkan adalah kekuatan dan keluwesan jemari tangan anak.
Otot jemari tangan dikuatkan dengan exercise practical life (pekerjaan sehari-hari di rumah) dan sersory.
Seperti memegang sapu, mencuci piring, mengancing baju, dll.
Banyak aktivitas yang sangat membantu menguatkan otot tangan.
Kemudian, di Montessori, anak terlebih dahulu dikenalkan bunyi suatu simbol lalu bentuk 'nyata' nya dengan meraba sandpaper.
Mengikuti alur si huruf, lalu membuat bayangan pada pasir.
Ini membuat anak paham, oh seperti ini ya bentuknya, berarti begini aku harus membentuk nya.6
Bagi anak, paham dari meraba akan berbeda dengan sekedar melihat.
Setelah itu ada tahap lebih lanjut mengenai Handwriting.
Dari menulis menggunakan kapur, pengenalan huruf besar dan huruf kecil,dll.
Sebenarnya langkah awal menerapkan metode ini bisa dimulai dari hal yg paling kecil,
seperti membantu pekerjaan rumah,
ini sangat berpengaruh pada skill menulis nanti nya..
di Montessori tidak ada ibu repot nyiapin-ngurusin-beresin anak.
Karena anak selalu dilatih untuk mandiri.
Help me to do it myself.

Pertanyaan
Nama : Feni
Teh Rini sebenernya montessori itu hanya unk pre school sajakah ? Adakah batasan usianya ?Maksudnya batasan usia penggunaan metode montessori ?
JAWABAN :
Tidak juga mba Fenn,
dari bayi hingga sekolah lanjut bisa,
apalagi untuk homeschooling.

Pertanyaan
Nama : Nia
Menjalani level 4 di BunSay, saya tersadarkan tentang apa yg kurang dari anak-anak saya (no. 2+3) yaitu ada fitrah belajar yg terlewatkan. Sekarang mereka usia SD, bisakah "membayar" fitrah belajar yg terlewatkan itu dengan metode Montessori?
Bagaimana caranya jika ada?
Nuhun
JAWABAN :
Secara FBE dan Montessori yang saya dapat dari mentor saya,
jika ada tahap yang belum 'lulus',
diulangi lagi sampai si anak 'lulus'.
Begitu pun seperti di FBE,
jika ada fitrah yang terlewat diperhatikan,
diulang lagi dari awal.
Tidak apa teh, daripada dibiarkan tidak terawat.
Untuk tahapan skill sesuai usianya bisa dibaca-baca di infomontessori.com
dan beberapa situs lain.
Ada sekolah khusus untuk menjadi guru di Sekolah Montessori,
dan ada sertifikasinya juga.
Tapi sekarang banyak kok bertebaran info, ilmu dan pengalaman yang bisa kita ambil untuk diterapkan di rumah.

PENUTUP

Untuk yang baru / belum banyak mengenal metode ini,
mungkin akan sedikit bingung dengan tahapan, istilah, dan berbagai peralatannya.
Tapi ada banyak sekali ilmu sederhana yang bisa sangat berpengaruh terutama untuk home education.
Belajar bisa dari mana saja dengan cara apa saja,
lalu kita pilih yang paling cocok dengan keluarga kita.

You May Also Like

0 komentar